Tempat (yang Dulu) Kau Sebut Rumah
Tumpukan
bata di sudut jalan mulai berlumut
tak ada
angin berembus lewat jendela setiap pagi
pintu
berderit hanya sekali
tatkala penjaga
datang sore hari
Salon dan
DVD di bufet berkarat
album kenangan
tahun 80an kesukaanmu berdebu
euforia
siaran pertandingan sepak bola kini membisu
tayangan
film kolosal tak lagi nyala di televisi kamar itu
Kau bungkam,
membiarkan ruang
itu tak bertuan
kursi, meja,
lemari, bangku tua bergerak tanpa sentuhan
toilet
senyap tanpa suara keran
Seumpama waktu serupa jarum jam
ingin ku
rakit lagi keping kehidupan
Tapi waktu
cuma bisa ditenun ke depan
tempat (yang
dulu) kau sebut rumah telah jadi kenangan
Kab. Tegal, 5 Agustus 2021
R.I.P
Untuk orang yang telah menjadikanku manusia
berguna